Sunday, April 15

Saya Kehilangan Kendali! (4)

posting sebelumnya 
Saya Kehilangan Kendali! (3)
Saya Kehilangan Kendali (2)
Saya Kehilangan Kendali (1)

Hana dan Penina, 
keduanya bertindak berdasarkan perasaan kekurangan di dalam kehidupan mereka. Kenyataan sama-sama mereka alami – dan juga soal tinggal dalam rumah yang sama dan menikah dengan laki-laki yang sama.

Ketika Hana menyadari bahwa hanya Allah yang dapat memenuhi kebutuhan dalam hidupnya dan ia mulai mempercayakan Allah untuk melakukan hal itu, kisah hidupnya mulai melingkar naik. Tidak ada bukti bahwa hal ini terjadi juga dalam hidup Penina.
Apakah yang membuat perbedaan dalam kehidupan mereka? Apakah yang dapat mempengaruhi dalam kekurangsempurnaan dan keputusasaan kita?
Hana tahu ke mana harus berpaling untuk mengisi kekosongan itu.
Perjalanan itu tidak mudah. Ia telah mendengarkan ejekan lawannya selama bertahun-tahun. Ketia ia lari ke Bait Suci untuk mencurahkan isi hatinya kepada Allah, ia harus menghadapi tuduhan imam bahwa ia mabuk. (Mungkin Eli, imam itu, melampiaskan rasa putus asanya sendiri kepada Hana; dua anak laki-laki Eli telah menghancurkan reputasi mereka dengan bergaul bersama wanita-wanita tak bermoral yang berkeliaran di sekitar Bait Suci.) Namun Hana memandang melampaui orang-orang itu . . . kepada Tuhan.
Dan dengan hati pedih ia [Hana] berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu.

Kemudian bernazarlah ia, katanya, “Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan [sungguh-sungguh] mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya” (I Samuel 1:10-11).
Penyelesaian atas persoalan Hana hanya dapat ditemukan di dalam satu Oknum. Hana menyebut-Nya Tuhan Semesta Alam, yaitu YEHOVAH-SABAOTH.

“TUHAN SABAOTH ADALAH NAMANYA”
Arti harfiah kata sabaoth ialah “berkumpul bersama-sama”, dan Yehova-sabaoth diterjemahkan sebagai “Tuhan semesta alam”. Nama Allah ini, yang banyak di antara kita menghubungkanny dang nyanyian puji-pujian lama dari gereja, menggambarkan Allah sebagai Tuhan bala tentara Surga. Ia adalah pemimpin beribu-ribu malaikat yang selalu setia kepada-Nya dan kepada setiap perintah-Nya. Bala tentara yang sama itulah yang akan dipimpin oleh Yesus Kristus sebagai panglima tertinggi untuk melawan Iblis pada akhir zaman ini.
Lalu aku melihat surga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih [muncul]; dan Ia yang menungganginya bernama: Yang Setia dan Yang Benar, Ia menghakimi dan berpeerang dengan adil. . . . Dan semua pasukan yang disurga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. 

Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul . . . bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada dan besi. . . .

Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis satu nama, yaitu, RAJA SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN (Wahyu 19:11, 14-16).
Nama khusus Yehova ini hanya digunakan sekali-sekali bila Bangsa Israel menghadapi masa-masa krisis dalam sejarah, dan zaman ketika Hana hidup benar-benar cocok dengan gambaran tersebut. meskipun hakim-hakim seperti Debora dan Gideon telah mencoba mengarahkan bangsa itu kembali kepada Allah, Bangsa Israel telah terpikat pada cara-cara penyembahan berhala bangsa Kanaan. Samson secara fisik kuat, namun secara moral ia adalah salah seorang hakim yang paling lemah. Kepemimpinannya yang hanya sekali-sekali dan kejatuhannya yang dramatis meninggalkan Bangsa Israel dalam keadaan kecewa dan putus asa. Ketika kekuatan Samson tidak dapat lagi berfungsi sebagai penangkis, orang-orang Filistin memulai suatu kekuasaan yang menakutkan.

Pemakaian pertama nama Yehova-sabaoth terdapat dalam I Samuel pasal pertama, dalam doa Hana. Hana tidak berdoa mint seorang anak laki-laki untuk memuaskan kebutuhannya sendiri, untuk menyenangkan suaminya, atau untuk membungkam ejekan tajam Penina. Ia tidak sekadar meminta anak. Ia meminta seorang anak laki-laki supaya ia dapat mempersembahkan anak itu kembali kepada Allah untuk dipakai dalam pelayanan-Nya, apapun yang Allah inginkan.
Orang laki-laki yang total milik Allah sangat dibutuhkan oleh Bangsa Israel. Anak-anak lelaki Eli tidak memberikan kepemimpinan rohani kepada bangsa itu. Jelas bahwa mereka tidak mampu atau tidak bersedia melakukan hal itu.

Di sinilah letak pentingnya Hana menggunakan nama Yehovah-sabaoth dalam doanya pada I Samuel 1:11. Tuhan semesta alam tidak dapat menyelamatkan Bangsa Israel dari serbuan orang Filistin sebelum Israel bertobat dan berbalik kepada Allah. Seseorang harus menjembatani jurang pemisah antara keturunan Abraham yang tidak patuh terhadap Pencipta mereka g penuh belas kasihan, seseorang dengan roh kebaikan dan hati yang bersemangat bagi kemuliaan Allah dan bagi umat Allah.

Apakah saudara memperhatikan pengulangan kata hamba dalam doa Hana? Bahkan sesudah penghinaan yang tidak menyenangkan atas hdiupnya karena kemandulannya, bahkan sesudah diejek lawannya dengan tajam, bahkan sesudah mendapat teguran yang kejam dari Imam Eli, roh Hana penuh kebaikan. Permintaannya tidak mementingkan diri sendiri.


Dan permintaannya dipenuhi oleh Yehova-sabaoth. Anak laki-laki Hana, Samuel, mewarisi roh kebaikan yang dimiliki Hana. Sebagai salah seorang tokoh yang amat penting dalam Perjanjian Lama, ia sangat dikasihi oleh orang-orang yang dipimpinnya. Dan ia benar-benar memiliki hati penuh semangat seperti ibunya. Dengan menjembatani masa antara hakim-hakim Israel dan raja-raja Israel, ia membuat keturunan Israel kembali kepada Allah.

Kehidupan Hana tampaknya tandus tanpa harapan. Sifatnya yang pendiam dan melankolis tidak dapat melawan kepribadian Penina yang terang-terangan dan agresif. Persaingan itu tampaknya tidak seimbang, akibatnya sudah pasti.

Akan tetapi, Allah memakai sifat Hana yang pendiam dan lembut untuk meninggalkan kesan yang tidak akan hilang terhadap anak laki-laki mungil yang sensitif yang akan menjadi hamba Allah pada saat itu. Ketika Hana menjenguk Samuel tiap tahun, ia selalu membawakan untuk Samuel hasil ketekunannya berupa sebuah jubah buatan tangan, sama seperti doa-doanya yang penuh ketekunan yang pasti dengan hangat membungkus Samule sepanjang tahun.

Kemudian ketika Hana mengasuh anak-anaknya yang lain yang dikaruniakan Allah kepadanya, yaitu tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan, menurut I Samuel 2:21, perasaan diri tidak berarti berubah menjadi perasaan diterima. Hana tidak perlu lagi undur dari meja perjamuan untuk menangis di dalam kemah suci. Elkana tidak perlu lagi menyakinkan Hana akan cintanya. Kekosongan tersebut telah terisi.
Pengetahuan bahwa Allah telah menerima doa hamba-Nya, dan juga telah menerima hamba-Nya itu, membuat Hana terbebas dari dirinya sendiri. Hana terbebas dari musuhnya yang sesungguhnya, yaitu rasa terhina, rasa kurang sempurna dan dapat menggunakan serta mengembangkan karunia-karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.


Penerimaan Allah yang tanpa syarat tidak bergantung pada pengembangan sifat-sifat kita. Tetapi penerimaan yang menakjubkan dan membawa hidup itu, bila disadari secara mendalam, akan mendorong kita untuk semakin bertumbuh dan semakin setia.
Waktu saya menjadi dewasa dengan mengembangkan sifat-sifat serupa dengan Kristus, saya akan semakin hari semakin benar-benar merasa diri berarti karena menjadi kepunyaan Tuhan dan melayani Tuhan
Penina seharusnya dapat mengalami rasa diri berarti juga. Tragisnya, mungkin ia tidak pernah mengalami hal itu.

Apakah pertempuran saudara tampak tak seimbang? Apakah hasil pertempuran itu kelihatannya pasti kalah? Apakah saudara telah menghadapi ejekan dan hinaan begitu lama sehingga patah semangat atau tindakan melarikan diri rasanya merupakan alternatif yang diterima baik?
“Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini. . . .”
Bila saudara memiliki hati seperti Hana, hati yang mengenal Allah Hana, yaitu TUHAN SEMESTA ALAM, para musuh tidak akan mempunyai harapan.


*Dikutip dari "Bila Allah Terasa Jauh", Joy Jacobs, Penerbit Gandum Mas, Cetakan Pertama 1992

Thursday, April 5

Life A short love story

Belum ditonton sampai selesai.... kalo kamu sudah nonton, maukah kamu memberikan pesan dan kesan di sini? trims sebelumnya :)

This is it???

This is a short animation done be Canaan M. Audio done be Phanin S. 
It's a simple animation about life and how we can build up everything, 
but in the end it can't come with us.

AGAIN


it's too hard...
i don't know if i can ever get up again,,
i don't think if i can do anything anymore,,
FATHER....
I will get up again...
and when it gets hard,
i will periodically come back and water it.
LORD,,We finished the task on time.
Good job,,u can come back,,,
When things get hard.
take time and look around u for small,
common things.
u can see God's comfort and
encouragements even through nature.